≪ 11月19日 【3年次ゼミ】 | トップ | インドネシア語劇でSiau Lingを上演 ≫

Drama Siau Ling dipentaskan di TUFS

【2007年度の記録】

Drama "Siau Ling" adaptasi karya pengaran Remy Sylado dipentaskan di TUFS dalam rangka gogeki (pentasan bahasa asing) pada tanggal 21 November 2007.

Yang berikut adalah terjemahan dari pengantar untuk penonton dalam bahasa Jepang.

Nama pengarang Remy Sylado yang lahir pada tahun 1945 tidak asing lagi karena novelnya berjudul Ca Bau Kan yang menceirtakan kalangan orang Tionghoa yang berada di Indonesia pada tahun 1930an menjadi populer bahkan telah difilmkan. Munculnya karya sastra yang mengisahkan pergaulan antara orang Tionghoa dan orang Jawa, kita dapat merasa resepsi masyarakat Indonesia terhadap kalangan Tionghoa di Indonesia sudah berubah karena dulu pada dalam zaman orde baru sama sekali tidak boleh mempertunjukkan kebudayaan Tionghoa di lingkungan umum.

Di dalam drama ini, diceritakan bahwa keluarga Tan berasal dari armada Cheng Ho waktu armada itu berlayar ke Semarang pada tahun 1405. Walaupun kerajaan Majapahit masih kuat di bagian Timur pulau Jawa, ada bukti bersejarah bahwa masyarakat orang Tinoghoa sudah berakar di daerah pantai utara pulau Jawa pada waktu itu. Dengan demikian tidak heran kalau beradalah keluarga orang Tionghoa seperti keluarga Tan.

Yang ingin menikah dengan anak tunggal perempuan keluarga Tan adalah Adipati Wilotikto dari Tuban. Walaupun sudah mempunyai istri 50 orang, oleh karena hasil primbon dia berharap menikah lagi dan menceraikan semua istri lain. Tindakannya yang sewenang-wenang itu merupakan lambang penguasa yang sedang mabuk dengan kekuasaan. Mengetahui keinginan suaminnya, salah satu istri Adipati Wilotikto berusaha menggagalkan rencena Wilotikto melalui pemuda laki-laki Samik. Maka mulailah bergerak cerita ini. Judul drama ini dinamakan Siau Ling karena siau ling yang berarti suling akan memainkan peranan yang penting dalam cerita ini.

Di Jepang biasanya novel yang menceritakan zaman dahulu bisa dibagikan antara "rekishi shosetsu" (novel bersejarah) dan "jidai shosetsu" (novel zaman dulu). Secara garis besar, rekishi shosetsu adalah rekonstruksi zaman dahulu menurut sejarah dalam bentuk novel, sedangkan jidai shosetsu adalah novel yang bercerita menurut keinginan pengarang dengan menggunakan latar belakang zaman tertentu. Dengan menceritakan kejadian di Java pada zaman ke-15, drama ini secara komedi menggambarkan keadaan korupsi penguasa dan orang-orang kelilingnya sehingga berhasil menjadi sebuah karya satire yang relevan terhadap masyarakat sekarang, seperti jidai shosetsu yang paling baik. Selamat menikimati.

          

カテゴリー

新規エントリーの投稿
[権限をもつユーザのみ]